Rembulan……..

6 November 2007 pukul 8:41 am | Ditulis dalam Sastra | 5 Komentar
Tag: , ,

Rembulan, asal katanya dari bulan, yang entah karena apa ditambahi “rem” . Jika “rem” ini disebut awalan, maka sangat jarang bahkan hanya “bulan” yang bisa diawali dengan “rem”. (rempeyek termasuk nggak ya? Anggap saja nggak ada biar seru 🙂

Jika kita mengucapkan kata bulan dan rembulan, secara “rasa” akan sangat berbeda. Bulan selalu kita kaitkan dengan benda angkasa yang menjadi satelit bumi, selalu mengitari bumi, yang di kala malam memantulkan cahaya matahari untuk menerangi sang bumi.

Berbeda jika kita mengucapkan rembulan. Kata rembulan jauh lebih halus dan dikatakan dalam waktu-waktu tertentu, dan kadang kala di personifikasikan. Laiknya Evie Tamala yang mengucapkan “Rembulan malam, berpijak di bumi berdebu ini” (penggalan lagu Selamat Malam Rembulan Malam). Rembulan di personifikasikan, yang diharapkan mau menyentuh bumi yang dianggap telah kotor (versi mBak Evie). Ya sebuah kerinduan akan sentuhan kedamaian dan pencerahan.

Seorang anak akan mengatakan dengan polosnya “Ayah, Bunda… lihat bulan itu, bulat ya? terang sekali”

Namun berbeda ketika sang Bunda mengatakan pada Suaminya, Ayah dari anak-anaknya, disaat anak-anak mereka telah terlebih dahulu tidur “Sayang.. rembulan itu begitu indah ya?” (gubrak…!! Sang ayah langsung pingsan) begitu kira-kira contoh pemakaian kata bulan dan rembulan di kehidupan nyata.

Namun perlu diingat, jika kita kembalikan pada asal katanya -bulan- kehadirannya hanya pada waktu-waktu tertentu saja, ya.. dia hanya hadir pada malam hari. Kalau toh hadir di siang hari maka bulan di atas sana tidak akan banyak digubris oleh para manusia.

Hadirnya sang bulan pada malam haripun tidak serta-merta mendapatkan perhatian dari para manusia. Bulan, sang Rembulan akan meng-indah dengan sempurna, total dan paripurna pada tanggal-tanggal pertengahan pada kalender bulan jawa/islam. Artinya keindahan sempurna sang rembulanpun harus dengan sabar kita nantikan bila kita ingin menikmatinya. Ada tanggal-tanggal tertentu yang mana kita harus rela melepas tanpa bisa menyentuh dan melihatnya., saaat itulah fase-fase kerinduan sang bumi mencapai puncaknya.

Tanggal dimana keindahan bulan bisa kita nikmati secara sempurna biasanya adalah pada tanggal 15. 15 terdiri dari 1 dan 5, jika kita kalikan menghasilkan 5, berarti keindahan sempurna adalah jika Rukun Islam yang lima itu telah sempurna kita laksanakan. Disamping itu jika kita tambahkan menjadi 6, artinya keindahan rembulan akan dapat kita nikmati dengan sempurnanya pengakuan akan 6 rukun iman. (jangan tanya kenapa dikali dan ditambah=sesuai filsafat jawa “otak-atik gathuk” ok :)

Sungguhpun demikian, bulan, sang Rembulan keindahannya hanyalah pantulan dari sang Matahari, setidaknya dengan melihat keindahan rembulan maka diharapkan kita tidak akan lupa akan keindahan yang sesungguhnya, tidak lupa akan Sang Empunya cahaya yang sesungguhnya -Sang Matahari- justru dengan keindahan Rembulan nalar hayal kita bisa pula membayangkan Sang Pemilik Cahaya yang sesungguhnya.

—————-

Saking populernya keindahan rembulan, sebagai pemantul cahaya Sang Matahari, maka malam keindahan sepasang pengantin, malam Zafaf pun disebut sebagai malam bulan madu.

Namun jangan sampai salah membolak-balik kata bulan. Karena jika kata ini kita perulangkan akan menjadi “bulan-bulan-nan”. Dan arti kata ini sangat tidak sejajar dengan arti-arti sebelumnya. Jangankan mendapatkan keindahan dan penerangan, justru jika orang menjadi bulan-bulannan yang didapat adalah kepala benjol, kaki keseleo, patah tulang , masuk rumah sakit dan yang semacamnya 😦 .

Maka sekali lagi kita memang harus hati-hati dengan bulan, Rembulan, penempatan pada porsi yang semestinyalah yang akan membuat Rembulan itu menjadi berkah untuk Bumi, tetap setia mengitari, setia menerangi ketika malam hari dan setia menanti ketika siang hari.

Untuk bisa mencapai bulan banyak hal yang harus kita persiapkan, sarana lengkap, satelit kelas dunia lengkap dengan peralatan pernafasannya serta kesiapan mental laiknya Neil Amstrong (lepas dari kontroversi benar tidaknya mereka ke bulan), baru kemudian meluncur melintasi awan dan segala bentuk keterasingan .mencapai indahnya rembulan

Silakan bersiap bagi yang ingin meraih rembulan

Malam rabu

Hari ke delapan belas bulan juli tahun duaribu enam

bumi perenungan, Sendowo f145 yogya 11:33:33 PM

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
Entries dan komentar feeds.