Tolong………

31 Maret 2009 pukul 7:21 am | Ditulis dalam Pembuka | Tinggalkan komentar

Ketika di Jogja, saya jarang melihat TV. Dulu ketika dirumahpun boleh dibilang jarang. Kalau toh melihat paling acara di TVRI. Maklum, tv di rumah saya adalah tv jadul merk national menggala keluaran tahun 90-an awal.

Sejak pakde saya membawa tv baru sajalah kemudian saya bisa melihat tv berwarna di rumah. Bukan bermaksud merendah, tapi begitulah. Di rumah, kami bukanlah keluarga yang mengutamakan kebaruan ssebuah televisi.

KEtika kos di jogja pun saya jarang lihat tv. Paling-paling nebeng temen kos yang kebetulan mempunyai TV.

Lain cerita setelah nikah. Monitor komputer yang tidak terpakai saya fungsikan sebagai monitor tv, dengan bantuan tv tuner eksternal.

Setiap pulang kerja, +- pukul 1/2 5 sore, program yang rutin ditonton oleh istri adalah program Tolong di RCTI. Sampai di kontrakan, sayapun nimbrung nonton program ini. Saya beranggapan, reality show ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengetes kepekaan hati, dan menumbuhkan kepekaan kepada sesama.

Postingan ini saya tulis juga setelah menonton program Tolong. Sambil nunggu magrib –kebetulan istri sedang ada pelatihan di Banguntapan– saya menyempatkan nulis.

Adalah nenek patonah, yang menjadi penolong ibu halimah. Ibu halimah berkeliling untuk minta kardus sebagai tutup rumahnya yang bocor… Tentu saja banyak orang yg menolak menolong ibu halimah, dari cara sopan sampai kasar.

Sampai kemudian dia bertemu dengan nenek patonah. Anehnya, nenek ini langsung menawarkan kardus yang dia punya ketika ibu halimah mengutrakan maksudnya. Bahkan nenek ini mengambilkan ke rumahnya, rumah di kolong jembatan. Meskipun harus jalan 2 km.

Siapa nenek ini? nenek patonah hidup sebagai gelandangan bersama suaminya. Sehari-hari dia makan nasi sisa yang ada ditempat sampah. Nasi yang ada dikeringkan dan masak kembali. “lauknya kangkung mas” dalam logat jawa yang kental. Nenek ini mengaku tidak bisa bahasa indonesia.

Dari beberapa episode Tolong yang pernah saya lihat, saya amati orang yang bersedia menolong adalah orang yang sama-sama kesusahan. Sangat jarang, bahkan saya belum pernah melihat ada orang yang bukan orang kesusahan bersedia menolong.

Termasuk dalam episode yang baru saja saya lihat. Orang susah yang menolong juga orang susah. Kenapa orang yang tidak kesusahan –secara kasat mata– yang dimintai tolong selalu menolak untuk menolong ya?

Ah, wallahua’lam bishowwab..

Blog di WordPress.com.
Entries dan komentar feeds.