Pake Igloo 6.0

6 September 2008 pukul 9:37 am | Ditulis dalam Pembuka | Tinggalkan komentar
Tag: , ,

Lama sudah perpustakaan kami menggunakan SIPISIS untuk OPAC dan Sirkulasi. Untuk sirkulasi digunakan sejak 2002, sedang OPAC untuk mahasiswa menggunakan SIPISIS sejak akhir 2004.
Khusus untuk OPAC, penggunaan SIPISIS di awali dengan adanya komputer “jadul” yang tidak terpakai. Setelah diliat, ternyata mampu dipake untuk ISIS. Atas bantuan seorang master ISIS di fakultas, akhirnya jadilah memakai komputer itu untuk OPAC.

Waktu terus berlalu (cie…), akhirnya pada minggu pertama bulan september 2008 ini ada permasalahan pada memori komputer OPAC. Akhirnya terbesit ide, saya kurangi saja komputer internet, satu buah untuk OPAC.

Komputer yang digunakan untuk internet tidak banyak, hanya 3 unit. Dua diantaranya memakai Ubuntu sebagai OSnya, sedang satu kompi menggunakan Window XP.

Emmm, akhirnya yang memakai XP saya boyong untuk dipakai sebagai sarana OPAC. Lalu memakai apa OPACnya? Mau pake SIPISIS lagi, ah sayang komputer P IV kok pake SIPISIS.

Akhirnya saya kopikan kopimanis yang didalamnya ada IGloo 6. Dengan sedikit seting, kemudian kopikan file data ISIS di dalamnya, jadi deh OPAC.

Akhirnya kami memakai Igloo 6.0 untuk OPAC di perpustakaan kami.

Awalnya para mahasiswa agak canggung. Ada yang berkata kaget “Wah programnya baru ya mas?” “Wah, mas Pur memasukkan ulang semua datanya lagi ya?” “Wah keren ni, mas Pur ya yang bikin?” serta berbagai komentar lainnya.

Padahal, memang programnya baru di pasang, meski sudah ada sejak lama. Padahal, saya tidak memasukkan ulang ribuan buku itu, cukup copy paste saja. Padahal bukan saya yang bikin, tinggal ambil saja diinternet.

Tapi akhirnya, mereka merasakan bahwa menggunakan Igloo 6.0 sebagai sarana penelusuran koleksi terasa lebih nyaman dibandingkan ketika menggunakan SIPISIS.

Selain tidak perlu pencat-pencet tombol (hehehe kan tinggal klik saja), dengan interface web terasa lebih nyaman.

So… bagi pemakai ISIS/SIPISIS, Igloo bisa dijadikan alternatif, ya paling tidak untuk OPAC nya. Pasti akan lebih menarik… )

Igos Summit 2

1 Juni 2008 pukul 11:58 am | Ditulis dalam Teknologi Informasi | Tinggalkan komentar
Tag:

Beruntung, ketika terjadi perhelatan Igos Summit tanggal 27-28 Mei 2008 ini saya berkesempatan datang ke sana. Tepatnya ikut andil di stand Senayan Library Automation, yang merupakan software aplikasi untuk perpustakaan. bareng temen-temen yang lebih idealis -dari pada saya–, saya belajar banyak tt FOSS.

Igos Summit ini merupakan yang kedua. Selain menghadirkan stand-stand juga ada seminar bertema FOSS. Di arena Igos Summit ini pula, saya berkesempatan ketemu -lagi- dengan pak Onno, selain itu tak disangka ketemu pula dengan pak Bambang Prastowo. Hal yang lucu terjadi adalah ketika stand Senayan didatangi oleh sosok berpostur tinggi besar berkacamata dan yang disambangi pertama kali adalah mas Hendro. Setelah terlibat percakapan, selesai dan beliau meninggalkan stand Senayan… lha ternyata itu Mas Romi Satria Wahono.. halah…tak kirain siapa. Temen-teman yang biasanya ketemunya lewat dunia maya, baik email ataupun YM pun ketemu juga di sini. Beberapa temem-temen alumni UI, bahkan dengan temen satu kantor (UGM) malah ketemunya di Jakarta..

Cerita lainnya adalah ketika pak Hanjar Basuki datang di stand Senayan… karena saya tidak kenal, maka saya sodori saja brosur Senayan dan perpustakaan Diknas. Setelah beliau pergi… eh mas Yono (Wardiyono) cerita bahwa setelah saya memberikan brosur kepada beliau mas Yono ketawa. “Itu pak Hanjar Basuki, Pur. Penanggungjawab/koordinator perpustakaan Diknas” walah… wong “pemilik” sendiri kok saya beri brosur.

Berbagai produk dan inovasi di tawarkan oleh stand yang gabung di Igos Summit ini. Senayan sendiri menawarkan Senayan stable 4 yang sudah mendukung multi bahasa, selain itu juga Igloo versi 6.0. “Igloo ini sudah bisa youtube-youtube-an” begitu kata mas Hendro. Igloo yang diberikan cuma-cuma ini memang mendukung pengelolaan koleksi video dengan model seperti youtube. Igloo ini dikemas dalam Kopimanis, dan merupakan hasil dari implementasi dari sebuah perpustakaan. Disinilah indahnya semangat opensource. Pesan–> implementasi–> lempar ke publik dengan semangat opensource.

Stand BPPT, mengembangkan perintah suara di Linux. Dari demo yang dilakukan komputer (OS nya Linux) mampu “mendengar” dan menerjemahkan perintah lisan. “Buka Console” “Buka Firefox” “Jelajah detik” “Jelajah kompas” “tutup aplikasi” dan berbagai perintah lainnya. Kambingnya UI bagi-bagi CD distro, pak Onno dengan Wajanboliknya, Sisfokampus dengan FOSS sisfokampunyanya, kemudian ada POSS UGM, POSS Presiden university, POSS UPI dengan berbagai inovasi sesuai karakternya masing-masing.

Selain itu –ini kebiasaan pengunjung, apalagi dari luar kota– mencari gratisan merupakan misi wajib. Ada beberapa stand yang menyediakan gratisan. Ada Cd linux berbagai distro, buku, CD OSS, berbagai aplikasi, sampai yang kecil-kecil seperti ngobrol dan keluh kesah atau konsultasi tt OSS.

Seminar BBM :: inovasi mahasiswa geologi

1 Juni 2008 pukul 11:56 am | Ditulis dalam Pembuka | 2 Komentar
Tag: ,

Saat saya membaca pengumuman seminar tt BBM tanggal 23 Mei 2008, yang mengambil topik ‘menyikapi kenaikan BBM dari berbagai disiplin ilmu’ saya sempat memastikan, serasa tidak percaya. ternyata si penyelenggara adalah mahasiswa geologi (HMTG) dalam rangka lustrum. Dalam seminar ini di hadirkan Pak Sukusen Sumarinda (pertamina), kemudian Pak Soeprapto dari Sosiologi dan terakhir Pak Awan Santosa dari Pusat Studi ekonomi kerakyatan UGM.

“wah tumben anak geologi ngadain acara kayak gini, cerdas!!”. Selama saya ‘mengabdi’ di jurusan ini baru kali ini saya melihat acara dengan format seperti ini –ato kurang gaul kali ya–. Biasanya yang di usung adalah hal-hal yang kegeologian, tentang seismik, nyari minyak bla-bla-bla.

Pada hari H, saya sempatkan untuk ke lokasi seminar, tepatnya di University Center UGM. “Ah bakalan menarik ni seminar”.

Lhadalah, sampe disana, ternyata kapasitas UC yang ratusan itu cuma berisi seperlimanya -mungkin kurang-. Kurang lebih pada pukul 10-an saya sampe sana. Waktu itu yang presentasi adalah Sukusen Sumarinda dari Pertamina, dan disampingnya ada moderator. Saya sempat bertanya-tanya, “kemana dua pembicara lainnya”. Usut punya usut, ternyata acara berjudul seminar ini di bagi tiga sesi, masing-masing sesi satu pembicara dari disiplin ilmu yang berbeda-beda.

Wah…. gdubrak…. jadi hambar nih seminar. Kalau dibagi tiga gini apa menariknya? Sama saja kayak baca buku ato pemikiran ketiga pembicara, ndak usah ikutan seminar saja. Dialektika menarik, pertukaran ide dari disiplin ilmu berbeda yang saya bayangkan akan saya saksikan pupus sudah…..

Ketika saya tanyakan kepada ketua HMTGnya, beliaupun mengiyakan. Mestinya memang menarik jika dipanelkan. Akan lebih hidup dan berbobot seminar ini. Tapi ya bagaimana lagi, wong saya cuma penikmat kok, bukan konseptor…

Namun demikian ide-ide acara seperti ini pantas di acungi jempol. Ketika ketemu dengan ketua HMTGnya juga saya lontarkan, bahwa perlu bagi mahasiswa baru selain di bekali dengan dasar geologi juga perlu dibekali dengan wacana sumberdayaalam di Indonesia. Siapa sih pengelola sumberdaya alam kita? Sumberdaya alam kita itu untuk siapa tho? Kata UUD untuk kemakmuran rakyat? dimana posisi sumberdaya alam dalam perpolitikan dunia? Apa benar ada rebutan ‘ladang’? Awal Freeport masuk Indonesia itu seperti apa tho? Katanya Freeport itu tambang besar kelas dunia, kok kita tetep miskin gini ya? Kok Cepu bisa jatuh ke Exxon tho? ……. Sebagaimana fakta, bahwa mengelelola sumberdaya alam (minyak, dll) itu bertautan dengan banyak aspek, ada sosial politik, hukum. Apalagi bagi para calon penjaga gawang sumberdaya alam Indonesia….menurut saya sih penting…Hingga jangan sampe ada -lagi- mahasiswa yang tanpa babibu bilang “kalau mahasiswa ******* seneng BBM naik” (apa hubungannya 🙂 )

salam

Perpustakaan MAN 3 Yogya

4 Mei 2008 pukul 2:36 pm | Ditulis dalam perpustakaan | 1 Komentar
Tag: , ,

Iseng sebenarnya, tapi karena sangat penasaran akhirnya berusaha datang juga saya ke sana. Kata orang perpustakaan MAN 3 Yogyakarta itu bagus. Juara 1 tingkat nasional…. Hemmmm.

Akhirnya pada hari selasa, 15 April 2008, pada waktu istirahat kerja, setelah workshop SIPUS di UPT Perpuskaan UGM saya sempatkan ke MAN 3.

Kebetulan ada dua teman yang manjadi pustakawan di MAN 3, jadi lebih leluasa dan tidak canggung. 🙂

Hendak saya ceritakan sekilas tentang perpustakan MAN 3, baik dari pengamatan saya, dari cerita teman saya yang kerja disana (Bu Rita dan Mbak Nuzul), serta dari brosur perpustakaan MAN 3. Wuih keren kan, perpustakaan sekolah punya brosur segala, berwarna lagi.

Saya sampai sekitar pukul duabelas lebih limabelas menit. Para siswa masih istirahat…

Langsung saya menuju ke perpustakaan. Tidak begitu banyak yang ada di sana, kecuali ruang multimedia yang sedang dipakai untuk KBM, beberapa pustakawan dan guru yang sedang asyik membaca. Ah menarik.. setelah berkenalan dengan salah satu pustakawan, saya utarakan bahwa saya mencari Mbak Nuzul/Mbak Rita “Saya teman kuliahnya dulu pak”. Sambil menunggu, saya keliling dan mengambil gambar. Wah benar-benar baru kali ini saya menemukan perpustakaan sekolah sebagus ini (apa karena kurang gaul aja ya 🙂 ).

Akhirnya saya ketemu dengan dua pustakawan yang dulu satu angkatan dengan saya (Mbak Rita -pengantin baru nih….— dan mbak Nuzul). Beberapa hal saya dapatkan dari beliau…

Ternyata perpustakaan ini juga di fungsikan sebagai ruang KBM,”kalau pagi sampai siang kadang penuh, sampai nolak-nolak bahkan” kata mbak Rita dalam logat jawa yang begitu kental. “Para gurupun juga dituntut paham tentang perpustakaan” sambungnya. Dari sinilah hubungan antara KBM dan perpustakaan muncul.

Selain itu, beberapa program menjadi unggulan perpustakaan ini:
1. Lomba resensi buku
2. Pendampingan Mayoga Books Lover, dimana perpustakaan dijadikan sebagai tempat kongkow-kongkow.
3. Pemilihan best reader dengan kriteria: frekuensi kunjungan, keaktifan mengkomunikasikan bahan bacaannya, dan kesinambungan membaca.
4. Gerakan wakaf buku. Ini diberlakukan bagi siswa yang akan lulus. Mulai 2007 gerakan ini juga diberlakukan bagi guru dan karyawan. –ini ni yang namanya berbagi, jadi kalo punya buku gak cuma dibaca sendiri–

Oya, untuk sirkulasi perpustakaan ini sudah memakai sarana komputer, atau lazim disebut sistem automasi. Software yang digunakan adalah Siprus. Katalognya dapat diakses lewat internet lho, keren kan.

Sedikit catatan tentang sistem ini:
Menurut saya lebih baik server untuk sirkulasi ditempatkan di lingkungan perpustakaan/Sekolah, sehingga akses menjadi lebih cepat. Bukan lewat jaringan internet dan tidak tergantung jaringan internet. Sementara OPAC bisa disatukan dalam web MAN 3 yogyakarta sendiri. Sehingga urlnya akan lebih enak dibaca dan mencerminkan MAYOGA. Misalnya http://mayoga.sch.id –> untuk web sekolah, sedang OPACnya http://mayoga.sch.id/lib atau http://pustaka.mayoga.sch.id

Konsekwensinya memang karus menyediakan operator khusus untuk maintenance server koleksi/sirkulasi dan updating web.

Ini sekedar cerita…. jika masih ada waktu dan bahan nanti akan ada kelanjutannya…semoga

salam pustaka dan SEMAGAT 🙂

“Coz loving U Gus…”

6 November 2007 pukul 8:41 am | Ditulis dalam Sastra | 1 Komentar
Tag: , ,

Ini merupakan kisah tentang gadis bernama Haura (berasal dari kata Khauro’ artinya bidadari), santri pondok AL Firdaus yang juga merupakan mahasiswi jurusan Sastra Inggris di sebuah perguruan tinggi. Dia merupakan aktivis baru dikampusnya. Saking sibuknya dikampus, Rara -begitu panggilan akrabnya- sering melupakan kegiatan pondok. Telat datang, jarang ngaji, sering tidur habis Subuh dan semacamnya. Bahkan dibanding santri lainnya, catatan iqob atas kesalahan yang dilakukannya menduduki peringkat tertinggi. Dia sering menjadi sasaran kemarahan sang Komandan Keamanan pondok, Mbak Durroh.

Namun hal itu berbalik seketika. Epifani *) itu dimulai saat dia mengenal seorang santri putra, yang mirip dengan kekasihnya waktu di MAN ( Madrasah Aliyah). Gus Jaka panggilannya, nama aslinya Azkabarra. Ia adalah anak angkat Mbah Yai Abdul Malik Wahid, pengasuh pondok Al Firdaus. Gus Jaka merupakan anak kandung dari kakak Bu Nyai Abdul Malik Wahid.

Petemuan pertama dengan Gus Jaka adalah waktu Rara dan temen-temen Jurusannya mengadakan rihlah untuk sosialisasi program kerja Himpunan Mahasiswa Jurusan di Tawangmangu. Saat itu Rara dikejar monyet liar, Rara teriak-teriak sambil berlari tak tentu arah, dan tak disengaja pandangan mata mereka saling bertautan. Waktu itu Gus Jaka dan temannya, Gus Amin, sedang melukis di salah satu hutan di bilangan Tawangmangu.
Kali kedua adalah waktu Art Expo yang juga diadakan oleh Jurusannya. Tueng-tueng. …… Rara terkesima dengan lukisan-lukisan Gus Jaka yang punya citarasa tinggi, ternyata Gus Jaka adalah pelukis dan kaligrapher tulen…..
Sejak itu Rara jadi rajin ngaji, sorogan, dan seabrek kegiatan pondok lainnya, apalagi ada beberapa materi yang diampu oleh Gus Jaka. Persiapan jadi mantu Mbah Yai, begitu kira-kira.

Rara memang gadis cantik. Karena kecantikannya, Rara bahkan pernah digosipkan akan dijadikan istri kedua dari Gus Im, pengasuh pondok juga, hanya karena Gus Ata, anak Gus Im yang masih kecil, imut dan periang, sering main ke kamar Rara, bahkan tak jarang ngajipun Rara harus memangku Gus kecilnya itu. Tapi ini hanyalah gusip eh gosip. Justru tak disangka-sangka, oleh Gus Im, Rara diminta mengajar Bahasa Inggris di Madrasah Manbaul Maarif milik Gus Im. Bagai ketiban gunung emas, justru disinilah dia bertemu intens dengan Gus Jaka yang juga mengajar di Madrasah itu.
Bahkan, Rara pernah menemukan file ter-protect yang isinya adalah kalimat-kalimat romantis Gus Jaka untuk Rara. Dia tahu kata-kata romantis itu untuknya karena dia bisa membuka file itu dengan mengetikkan namanya “HAURA” pada kotak kata sandinya. Ternyata Gus Jaka menggunakan nama HAURA, nama asli Rara untuk sandi file itu. Rara memang iseng. Kontan Rara menjadi berbunga-bunga atas kejadian itu.

Cinta tidak memberikan apa-apa kecuali hanya dirinya
Cintapun tidak mengambil apa-apa kecuali dari dirinya
Cinta tidak memiliki ataupun dimiliki
Karena cinta telah cukup untuk dicinta

bait puisi Kahlil Gibran dari buku Sang Nabi diatas merupakan sebagian yang tertulis dalam file yang dibuka Rara.
Akhirnya dia jadi doyan baca buku-buku tentang cinta. Art of Lovingnya Erich Fromm, misalnya. Hingga dia hafal diluar kepada konsep cinta ala Erich Fromm, mulai dari Care (Peduli), Renponsibility (Tanggungjawab) , Respect (hormat) dan Knowledge (Pengetahuan)

Epifani itu betul-betul nyata. Kegiatan kampus banyak dilupakannya. Dia datang ke kampus hanya jika ada rapat, dan ada tugas yang jelas padanya. Kebanyakan waktunya dihabiskan di pondok. Handphone yang kerap digunakan untuk komunikasi dengan rekan-rekan di kampusnya juga dia jual. Rara konsentrasi di pondok dan Madrasah. Satu ketika Rara terpilih menjadi Miss of Paradise di Pondoknya. Hingga kemudian dia harus memimpin Markazullughah, lembaga bahasa yang sebelumnya vakum. Inilah kali pertama dia terlibat dalam syu’nul ma’had (urusan rumah tangga pondok).

Dalam Markazullugah ini dia bertemu dengan Zahra Mun’isya. Zahra, merupakan gadis cantik, lembut, hafidzah, Ning lagi…! Nasab yang sempurnya..! kebangetan jika suaminya nanti menduakannya. Begitu penilaian Rara pada kakak angkatannya di pondok itu. Zahra berasal dari Tuban, sama persis dengan Rara. Dia adalah anak dari Gus Fakih, adik dari Mbah Yai. Gus Fakih adalah pengasuh Pondok Tarbiyatul Islamiyah Tuban. Zahra berdarah biru.

“Ustadzah Rara…” panggil Gus Jaka di suatu pagi di Madrasah Manbaul Maarif menjelang pelajaran pertama dimulai.
“Bisakah setelah pelajaran selesai kita bicara sebentar…? ” lanjut Gus Jaka.

“Oh Tuhan, akhirnya dia akan mengatakan segalanya… ” batin Rara yang berguncang hebat, bertabrakan dengan ombak asmara yang menggelora.
Jatuh cinta berjuta rasanya, begitu kurang lebih bait lagu dari Titiek Puspa di era 70-an, murid yang bandel jadi lucu dan menggemaskan, semua jadi menyenangkan. Dunia penuh dengan bunga-bunga yang dalam keadaan apapun selalu mekar memamerkan keindahannya. Konsentrasi mengajarnya buyar, Rara menunggu-nunggu bel pelajaran selesai, tidak sabar untuk segera menepati janji bertemu dengan Gus Jaka serta mecerap makna ditiap bait kata yang dilontarkan oleh Gus Jaka…….. .

Apakah yang hendak dikatakan Gus Jaka….?
Apakah Jaka, yang Gus itu benar-benar akan mengkhitbah Rara, santri yang tidak punya nasab darah biru kepesantrenan itu?

Silakan baca di novel pop pesantren “Coz loving U Gus..” karya Pijer Sri Laswiji **),Yogyakarta: Matapena, 2006.

*) titik balik
**)alumnus Pendidikan Bahasa Arab UIN SuKijo (Sunan Kalijogo) 2004, yang nyantri di PP Nurul Ummah sembari mengajar di TKNU (Taman Kanak-kanak Nurul Ummah) Yogyakarta.

diringkas dengan bebas oleh Gus_Pur
pada malam Selasa, hari ke enam, bulan ke sebelas
tahun duaribu enam
hari pertama sang komputer bernafas, setelah beberapa waktu matisuri
pukul 22:39:38 PM
di bumi perenungan Sendowo F145 Yogyakarta

Rembulan……..

6 November 2007 pukul 8:41 am | Ditulis dalam Sastra | 5 Komentar
Tag: , ,

Rembulan, asal katanya dari bulan, yang entah karena apa ditambahi “rem” . Jika “rem” ini disebut awalan, maka sangat jarang bahkan hanya “bulan” yang bisa diawali dengan “rem”. (rempeyek termasuk nggak ya? Anggap saja nggak ada biar seru 🙂

Jika kita mengucapkan kata bulan dan rembulan, secara “rasa” akan sangat berbeda. Bulan selalu kita kaitkan dengan benda angkasa yang menjadi satelit bumi, selalu mengitari bumi, yang di kala malam memantulkan cahaya matahari untuk menerangi sang bumi.

Berbeda jika kita mengucapkan rembulan. Kata rembulan jauh lebih halus dan dikatakan dalam waktu-waktu tertentu, dan kadang kala di personifikasikan. Laiknya Evie Tamala yang mengucapkan “Rembulan malam, berpijak di bumi berdebu ini” (penggalan lagu Selamat Malam Rembulan Malam). Rembulan di personifikasikan, yang diharapkan mau menyentuh bumi yang dianggap telah kotor (versi mBak Evie). Ya sebuah kerinduan akan sentuhan kedamaian dan pencerahan.

Seorang anak akan mengatakan dengan polosnya “Ayah, Bunda… lihat bulan itu, bulat ya? terang sekali”

Namun berbeda ketika sang Bunda mengatakan pada Suaminya, Ayah dari anak-anaknya, disaat anak-anak mereka telah terlebih dahulu tidur “Sayang.. rembulan itu begitu indah ya?” (gubrak…!! Sang ayah langsung pingsan) begitu kira-kira contoh pemakaian kata bulan dan rembulan di kehidupan nyata.

Namun perlu diingat, jika kita kembalikan pada asal katanya -bulan- kehadirannya hanya pada waktu-waktu tertentu saja, ya.. dia hanya hadir pada malam hari. Kalau toh hadir di siang hari maka bulan di atas sana tidak akan banyak digubris oleh para manusia.

Hadirnya sang bulan pada malam haripun tidak serta-merta mendapatkan perhatian dari para manusia. Bulan, sang Rembulan akan meng-indah dengan sempurna, total dan paripurna pada tanggal-tanggal pertengahan pada kalender bulan jawa/islam. Artinya keindahan sempurna sang rembulanpun harus dengan sabar kita nantikan bila kita ingin menikmatinya. Ada tanggal-tanggal tertentu yang mana kita harus rela melepas tanpa bisa menyentuh dan melihatnya., saaat itulah fase-fase kerinduan sang bumi mencapai puncaknya.

Tanggal dimana keindahan bulan bisa kita nikmati secara sempurna biasanya adalah pada tanggal 15. 15 terdiri dari 1 dan 5, jika kita kalikan menghasilkan 5, berarti keindahan sempurna adalah jika Rukun Islam yang lima itu telah sempurna kita laksanakan. Disamping itu jika kita tambahkan menjadi 6, artinya keindahan rembulan akan dapat kita nikmati dengan sempurnanya pengakuan akan 6 rukun iman. (jangan tanya kenapa dikali dan ditambah=sesuai filsafat jawa “otak-atik gathuk” ok :)

Sungguhpun demikian, bulan, sang Rembulan keindahannya hanyalah pantulan dari sang Matahari, setidaknya dengan melihat keindahan rembulan maka diharapkan kita tidak akan lupa akan keindahan yang sesungguhnya, tidak lupa akan Sang Empunya cahaya yang sesungguhnya -Sang Matahari- justru dengan keindahan Rembulan nalar hayal kita bisa pula membayangkan Sang Pemilik Cahaya yang sesungguhnya.

—————-

Saking populernya keindahan rembulan, sebagai pemantul cahaya Sang Matahari, maka malam keindahan sepasang pengantin, malam Zafaf pun disebut sebagai malam bulan madu.

Namun jangan sampai salah membolak-balik kata bulan. Karena jika kata ini kita perulangkan akan menjadi “bulan-bulan-nan”. Dan arti kata ini sangat tidak sejajar dengan arti-arti sebelumnya. Jangankan mendapatkan keindahan dan penerangan, justru jika orang menjadi bulan-bulannan yang didapat adalah kepala benjol, kaki keseleo, patah tulang , masuk rumah sakit dan yang semacamnya 😦 .

Maka sekali lagi kita memang harus hati-hati dengan bulan, Rembulan, penempatan pada porsi yang semestinyalah yang akan membuat Rembulan itu menjadi berkah untuk Bumi, tetap setia mengitari, setia menerangi ketika malam hari dan setia menanti ketika siang hari.

Untuk bisa mencapai bulan banyak hal yang harus kita persiapkan, sarana lengkap, satelit kelas dunia lengkap dengan peralatan pernafasannya serta kesiapan mental laiknya Neil Amstrong (lepas dari kontroversi benar tidaknya mereka ke bulan), baru kemudian meluncur melintasi awan dan segala bentuk keterasingan .mencapai indahnya rembulan

Silakan bersiap bagi yang ingin meraih rembulan

Malam rabu

Hari ke delapan belas bulan juli tahun duaribu enam

bumi perenungan, Sendowo f145 yogya 11:33:33 PM

windows ku sayang, windows ku ilang

1 November 2007 pukul 8:02 am | Ditulis dalam Teknologi Informasi | 2 Komentar
Tag: , , ,

Cerita ini bermula ketika saya merasa jengah dengan berbagai model virus yang muncul dan menyerang komputer, dalam hal ini SO Windows-nya om Bill Gate.

KEmudian atas saran temen, komputer saya install dengan deep freze. Biar kembali ke asal terus, jika kena virus. Di kompi terpasan WIndows dan Suse 9.0.

Mula-mula berjalan lancar, sampai kemudian saya iseng ngotak-atik msconfig-nya. Tanpa sadar deep freze saya uncek. Yang akhirnya…..!!!

Deep freze jalan tapi icon di kanan bawahnya nggak ada… weleh..

Dengan tombol shotcutpun gak berhasil. Akhirnya…

Satu-satunya jalan adalah install ulang..!!!

Kompi saya hidupkan, cd windows saya masukkan, BIOS saya set supaya boot dari CD Rom.
Lha, kok dari sekian kali nyoba tetep gak mau boot dari CD Rom. mesti selalu boot dari HD.

AKhirnya saya putuskan untuk menghapus C, saya bawa HD ke temen, jadikan slave, trus DEL….

bawa pulang lagi pasang lagi. Lhaaaaa tetep boot dari HD. Weleh….. padahal BIOS sudah saya set…Boot loader memakai Grub-nya SUse 9.0, dan akhirnya Suselah yang ketinggal di kompi, sampai sekarang………

Mungkin ini adalah takdir untuk saya supaya make linux ya….

sehat…. itu mahal

28 Oktober 2007 pukul 2:39 am | Ditulis dalam Campur bawur... | Tinggalkan komentar
Tag:

siang ini -minggu 27 oktober 2007- saya dengan beberapa temen, ada Heri, Mas Arif dan Afzan -ketiganya merupakan kerabat di UIN Sunankalijaga berniat ketemuan di UIN pada jam 1 siang.

eh ternyta mas Afzannya gak bisa dateng. Usut punya usut dia mengantar pak Nurdin -dosen kami- kerumah sakit.

Pertemuan itu akhirnya tidak lengkap. Sebelum magrib saya dan Heri ke rumah alm mas Adi, untuk silaturahmi. Selepas magrib ada niat untuk menjenguk pak Nurdin di rumahnya. Tapi ternyata beliau malah opname di RS panti rapih.

Ba’da isya’ saya langsung ke RS, sampai disana ternyata baru afzan yang menunggui. Akhrnya saya sama afzan nungguin pak Nurdin di RS sampai pagi…

Lha yang gak kepikiran sebelumnya itu tt kamar di RS. Puenuh je.

Setelah masuk RS, minta kelas II, ternyata penuh. Akhirnya masuk kelas III, deket Kamar mandi lagi. Atas saran tetangga kamar saya di suruh minta pindah di kamar yg agak jauh dari kamar mandi, lebih nyaman. Betul juga saya pikir. Eeee setelah biilang ke susternya.. “Waduh mas, sudah di pesan…” walah py ya…?

Beberapa waktu kemudain si suster bilang… “Mas di blangko ini pak nurdin minta kelas II, betul?” segera saya tanya ke pak Nurdin. ternyata betul.

Akhirnya pindah deh ke kelas II. Usut punya usut, ditempatkan di kelas III itu karena klas II-nya penuh…dan bisa pindah ke kelas II ini karena ygnempati barusan pulang.

SEtelah beberapa waktu, kami butuh tiang untuk infus yang portabel, bisa dipindah2 . Ingat di kamar kelas II tadi, eee setelah di tanyakan susternya njawab “Sudah ada yang ngisi mas”

Lhadalah…banyak sekali orang sakit ya…

maka jaga kesehatan bagi yg sehat ya, jangan sampai sakit. dan yang sakit cepet di obatin..

Untuk pak Nurdin, smoga lekas sembuh… dan ngajar lagi ya pak… 🙂

wuih……..

26 Oktober 2007 pukul 1:09 pm | Ditulis dalam Kerja | Tinggalkan komentar

kerja dalam hitungan lima hari kerja ternyata juga melelahkan…

Selamat datang………..

26 Oktober 2007 pukul 12:33 pm | Ditulis dalam Pembuka | Tinggalkan komentar

Ini adalah wadah yang sengaja saya buat untuk menampung segala uneg-uneg keseharian saya. Mulai dari kerja, kuliah, kegemaran ngoprek komputer, nge-Linux,  nyobain macem-macem cms, keluarga (eittt..), temen dan semua hal.

Harapannya kayak  biar kayak tempat curhat gitu…. 🙂

« Laman Sebelumnya

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
Entries dan komentar feeds.